Hujan Buatan Pakai Baskom Diisi Air Garam? Itu Hanya Hoax
21 Oktober 2015 | 14:10 | Dhefi Nugroho - Timlo.net

merdeka.com
kabut asap
Timlo.net – Pesan berantai atau broadcast message melawan kabut asap bermunculan via akun BBM. Salah satunya adalah ajakan untuk membuat hujan buatan dengan meletakkan air dan garam di luar rumah.
Pesan ini mengajak seluruh warga Indonesia untuk membantu warga yang menjadi korban kabut asap. Baskom air bercampur garam tersebut diminta untuk diletakkan secara serentak pada Kamis (22/10) besok sekitar pukul 11.00 WIB.
“Makin banyak uap air di udara semakin mempercepat kondensasi menjadi butir air pada suhu yang makin dingin di udara. Dengan cara sederhana ini diharapkan hujan makin cepat turun, semakin banyak warga yang melakukan ini di masing-masing rumah, ratusan ribu rumah maka akan menciptakan jutaan kubik uap air di udara,” tulis pesan tersebut.
Penebar pesan mengklaim hal itu merupakan saran yang diberikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia. Apakah pesan tersebut benar?
Kepala Pusdatin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho membantah hal tersebut. Dia menyebut ajakan untuk meletakkan air dan garam merupakan pekerjaan yang sia-sia.
“Ini adalah informasi yang menyesatkan,” kata Sutopo beberapa waktu lalu.
Sutopo menjelaskan, untuk membentuk uap air hingga terkondensasi diperlukan massa uap air yang banyak. Tidak semudah itu membuat hujan dari penguapan air asin dari jutaan ember sekalipun. Dinamika atmosfer sangat menentukan hujan suatu wilayah.
“Untuk itu tidak usah ikut menyebarkan berita tersebut,” tegas Sutopo.
[tyo]
Sumber: merdeka.com
Editor : Dhefi Nugroho

merdeka.com
kabut asap
Timlo.net – Pesan berantai atau broadcast message melawan kabut asap bermunculan via akun BBM. Salah satunya adalah ajakan untuk membuat hujan buatan dengan meletakkan air dan garam di luar rumah.
Pesan ini mengajak seluruh warga Indonesia untuk membantu warga yang menjadi korban kabut asap. Baskom air bercampur garam tersebut diminta untuk diletakkan secara serentak pada Kamis (22/10) besok sekitar pukul 11.00 WIB.
“Makin banyak uap air di udara semakin mempercepat kondensasi menjadi butir air pada suhu yang makin dingin di udara. Dengan cara sederhana ini diharapkan hujan makin cepat turun, semakin banyak warga yang melakukan ini di masing-masing rumah, ratusan ribu rumah maka akan menciptakan jutaan kubik uap air di udara,” tulis pesan tersebut.
Penebar pesan mengklaim hal itu merupakan saran yang diberikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Indonesia. Apakah pesan tersebut benar?
Kepala Pusdatin Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho membantah hal tersebut. Dia menyebut ajakan untuk meletakkan air dan garam merupakan pekerjaan yang sia-sia.
“Ini adalah informasi yang menyesatkan,” kata Sutopo beberapa waktu lalu.
Sutopo menjelaskan, untuk membentuk uap air hingga terkondensasi diperlukan massa uap air yang banyak. Tidak semudah itu membuat hujan dari penguapan air asin dari jutaan ember sekalipun. Dinamika atmosfer sangat menentukan hujan suatu wilayah.
“Untuk itu tidak usah ikut menyebarkan berita tersebut,” tegas Sutopo.
[tyo]
Sumber: merdeka.com
Editor : Dhefi Nugroho
Komentar Anda