Petani Tolak Pembangunan City Walk
14 Agustus 2015 | 20:33 | Putra Kurniawan - Timlo.net

timlo.net/putra kurniawan
City Walk mulai dikerjakan
Sukoharjo — Pembangunan City Walk di atas saluran irigasi sepanjang Jalan Jendral Sudirman, Sukoharjo disoal Petani Pengguna Air (PPA) Colo Timur. Pasalnya, saluran sekunder Irigasi Colo Timur ini menjadi satu-satunya sumber air 250 Hektar sawah di Bulakrejo dan Telukan.
“Kalau keinginan petani ya minta ini proyek tidak dilanjutkan, karena bisa berpotensi mengganggu pengairan di sawah bagian hilir, karena kalau ditutup atasnya, kita tidak bisa tahu kondisi saluran seperti apa nantinya,” kata Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (PPPA) Colo Timur, Jigong Harjanto, Jumat (14/8).
Para petani mengaku tidak mendapat pemberitahuan ataupun sosialisasi terkait rencana pembangunan City Walk di atas saluran irigasi itu. Mereka mengetahuinya setelah dari pihak Dinas Pekerjaan Umum (DPU) meminta untuk menutup pintu air, karena pembangunan dengan total anggaran Rp 30 Miliar sudah dimulai.
Mereka sangat menyayangkan pembangunan sudah dimulai tanpa melibatkan petani yang berpotensi terkena dampaknya secara langsung. Diharapkan pemerintah memberikan ruang kepada PPPA untuk melihat dan memberikan masukan agar saluran bisa berfungsi meskipun dibangun dan ditutup atasnya.
“Kami ingin tahu desainnya seperti apa, dan memastikan kontruksinya tidak akan mengakibatkan masalah bagi petani, dan sejauh ini kami tidak pernah diberikan sosialisasi ataupun pemberitahuan dari pemerintah,” tandasnya.
Rencana pembangunan City Walk di atas saluran irigasi sepanjang 2,5 km ini sudah sejak 2012, dan baru bisa direalisasikan tahun 2015. Tidak hanya sebagai City Walk, proyek Rp 30 Miliar ini juga dilengkapi fasilitas umum, seperti spot bagi pedagang kaki lima dan lainnya.
Editor : Wahyu Wibowo

timlo.net/putra kurniawan
City Walk mulai dikerjakan
Sukoharjo — Pembangunan City Walk di atas saluran irigasi sepanjang Jalan Jendral Sudirman, Sukoharjo disoal Petani Pengguna Air (PPA) Colo Timur. Pasalnya, saluran sekunder Irigasi Colo Timur ini menjadi satu-satunya sumber air 250 Hektar sawah di Bulakrejo dan Telukan.
“Kalau keinginan petani ya minta ini proyek tidak dilanjutkan, karena bisa berpotensi mengganggu pengairan di sawah bagian hilir, karena kalau ditutup atasnya, kita tidak bisa tahu kondisi saluran seperti apa nantinya,” kata Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (PPPA) Colo Timur, Jigong Harjanto, Jumat (14/8).
Para petani mengaku tidak mendapat pemberitahuan ataupun sosialisasi terkait rencana pembangunan City Walk di atas saluran irigasi itu. Mereka mengetahuinya setelah dari pihak Dinas Pekerjaan Umum (DPU) meminta untuk menutup pintu air, karena pembangunan dengan total anggaran Rp 30 Miliar sudah dimulai.
Mereka sangat menyayangkan pembangunan sudah dimulai tanpa melibatkan petani yang berpotensi terkena dampaknya secara langsung. Diharapkan pemerintah memberikan ruang kepada PPPA untuk melihat dan memberikan masukan agar saluran bisa berfungsi meskipun dibangun dan ditutup atasnya.
“Kami ingin tahu desainnya seperti apa, dan memastikan kontruksinya tidak akan mengakibatkan masalah bagi petani, dan sejauh ini kami tidak pernah diberikan sosialisasi ataupun pemberitahuan dari pemerintah,” tandasnya.
Rencana pembangunan City Walk di atas saluran irigasi sepanjang 2,5 km ini sudah sejak 2012, dan baru bisa direalisasikan tahun 2015. Tidak hanya sebagai City Walk, proyek Rp 30 Miliar ini juga dilengkapi fasilitas umum, seperti spot bagi pedagang kaki lima dan lainnya.
Editor : Wahyu Wibowo
Komentar Anda